Sunday, December 27, 2009

Kobarkan Nasionalisme, Hugo Chavez Haramkan Hadiah Natal


CARACAS – Presiden Venezuela, Hugo Chavez, menyerukan diakhirinya kegilaan pola konsumtif yang selalu mewarnai setiap perayaan Natal. Ia menganjurkan untuk menghentikan kebiasaan memberikan bingkisan hadiah kepada anak-anak. Menurut Chavez, pemberian hadiah harus digantikan dengan cerita-cerita heroik mengenai pahlawan kemerdekaan, Simon Bolivar, demikian dilaporkan oleh sejumlah media lokal. “Demi kecintaan kita kepada Tuhan, mari kita bersama-sama menghentikan kebiasaan ini, mari kita mengerem sifat konsumtif, kegilaan kapitalis yang telah membuat kita semua kehilangan nilai-nilai spiritual,” kata Chavez. Chavez menyarankan kepada para penduduknya untuk berhenti memborong mainan. “Sebagai orang tua, kita seolah dipaksa untuk membeli mainan.” Presiden Venezuela tersebut menambahkan bahwa kebiasaan memborong baju baru setiap bulan Desember menjelang malam Natal merupakan sebuah hal yang tidak masuk akal karena penjualan pakaian tidak menguntungkan para pedagang kecil. “Mengapa kita harus membeli pakaian baru setiap bulan Desember? Hal itu justru menguntungkan para pemilik, orang-orang yang sudah kaya, distributor besar yang menindas rakyat kecil.” “Mari kita duduk bersama dengan anak-anak da menceritakan kisah-kisa kepahlawanan Bolivar, mengenai tanah tumpah darah,” kata Chavez. Ia mengatakan bahwa seruan tersebut berasal langsung dari lubuk hatinya dan bertujuan untuk mengenyahkan “kelakuan buruk”. Agak berbeda dengan kata-katanya tersebut, beberapa waktu sebelumnya, Presiden Venezuela tersebut justru bertindak layaknya Santa Claus. Chavez memborong mainan dari China dengan total pembelian sebesar $1,4 juta untuk kemudian dijual kembali di Venezuela dengan harga yang murah. 124.000 boneka, permainan puzzle, dan truk diobral di pekan raya pertama negara sosialis tersebut. Ajang itu langsung diserbu oleh para orang tua yang membanjiri Caracas. Begitu banyaknya orang yang datang, para polisi berkuda sampai harus turun tangan untuk menertibkan keadaan. “Luar biasa, ada ribuan orang yang menunggu dalam antrian pada pagi ini, bahkan sebelum kami buka,” kata Jesus Alvarez, seorang koordinator pemerintah kepada the Guardian. Tampak ada banyak pekerja, seluruhnya mengenakan pakaian merah-merah, yang membongkar kotak-kotak berisi mainan. Pekan raya khusus mainan tersebut dibuka pada tanggal 7 Desember, begitu banyaknya peminat yang datang, boneka Barbie lansung habis terjual dalam beberapa hari pertama sejak ajang tersebut dimulai. Dengan potongan harga yang mencapai 80 persen, tidak heran jika mainan-mainan tersebut laris manis diserbu para orang tua. Venezuela tengah dilanda resesi dan mengalami inflasi sebesar 26 persen, angka tersebut tercatat sebagai yang tertinggi di Amerika Latin. Ada banyak keluarga yang kesulitan untuk membeli makanan, apalagi membeli hadiah. Inflasi tersebut telah mengikis popularitas Chavez, namun para orang tua yang memborong mainan tidak mengeluh dan justru memuji sang presiden. “Tuhan memberkati presiden,” kata Carmen Usecha, 37, yang berprofesi sebagai asisten sekolah perawat. Ia membeli sebuah kereta dorong bertenaga baterai untuk putranya yang berusia sembilan bulan, serta satu set mainan kereta api untuk putranya yang berusia lima tahun. Chavez tercatat pernah memberikan sendiri hadiah Natal kepada anak-anak. Namun hal tersebut dilakukan untuk menghibur anak-anak yang menjadi korban banjir di Venezuela pada tahun 1999 lalu. Hugo Chavez membagi-bagikan hadiah Natal tersebut di arena olahraga Poliedro di ibukota Venezuela, Caracas. Chavez berjanji membangun rumah dan membuka lapangan kerja baru untuk orang-orang yang kehilangan rumah dan penghidupan karena banjir tersebut. Chavez berkata: “Kita semua akan meninggalkan penderitaan di tepian sungai, kita akan tinggal di selatan, menghasilkan sesuatu, dengan jaminan pendidikan, kesehatan, pekerjaan, rumah, dan hidup yang bermartabat.” Di Caracas, pesta-pesta Natal diselenggarakan dalam kondisi darurat untuk menghibur 150.000 orang penduduk Venezuela.

Sumber Suaramedia.com
FarizBangka is offline

0 komentar:

Post a Comment

0 people have left comments

Commentors on this Post-

Recent Comments-