Sunday, February 28, 2010

Sekilas tentang energi panas laut (OTEC)

Ide pemanfaatan energi dari laut yang terakhir bersumber dari adanya perbedaan temperatur di dalam laut. Jika anda pernah berenang di laut dan menyelam ke bawah permukaannya, anda tentu menyadari bahwa semakin dalam di bawah permukaan, airnya akan semakin dingin. Temperatur di permukaan laut lebih hangat karena panas dari sinar matahari diserap sebagian oleh permukaan laut. Tapi di bawah permukaan, temperatur akan turun dengan cukup drastis. Inilah sebabnya mengapa penyelam menggunakan pakaian khusus selam ketika menyelam jauh ke dasar laut. Pakaian khusus tersebut dapat menangkap panas tubuh sehingga menjaga mereka tetap hangat.
Lautan menyelimuti sekitar dua per tiga atau 70% dari permukaan bumi, dan secara terus menerus menerima panas melalui sinar matahari, hal ini menjadikan laut sebagai pengumpul dan penyimpan energi matahari terbesar didunia. Kira-kira seperempat dari 17 daya surya sebesar 1,7 x 10 watt yang mencapai atmosfer diserap oleh lautan. Laut mungkin dapat menjadi solusi untuk sebagian permasalahan dibidang energi mengingat laut adalah sumber energi yang dapat digunakan tanpa harus mengeluarkan biaya (membayar). Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) adalah teknologi untuk menkonversi energi termal yang ada pada laut akibat radiasi sinar matahari menjadi tenaga listrik, cara lain untuk memanfaatkan laut sebagai pembangkit listrik adalah memanfaatkan energi gelombang laut (ombak).
Energi yang di pancarkan matahari ke permukaan bumi pada saat matahari bersinar terik di perkirakan 1.000 watt per meter persegi. Dan seperti kita ketahui Bumi kita diliputi oleh lautan sekitar 70 %. Kira-kira seperempat dari 17 daya surya sebesar 1,7 x 10 watt yang mencapai atmosfer diserap oleh lautan. Oleh sebab itu lautan merupakan pengumpul energi yang maha luas. Temperatur di permukaan laut menjadi hangat dengan suhu kira-kira 27o C – 30o C karena panas dari sinar matahari diserap sebagian oleh permukaan laut. Semakin ke dalam energi matahari makin berkurang terserap sehingga di bawah permukaan, temperatur akan turun dengan cukup drastis dengan suhu kira-kira 5oC – 7oC pada kedalaman 500 -600 meter. OTEC dapat menghasilkan tenaga listrik secara signifikan apabila perbedaan antara temperatur permukaan laut dan temperature kedalaman laut mencapai 20°C (36°F), kondisi ini banyak terjadi di daerah tropis.
Jika selisih 200 C itu dimanfaatkan dengan suatu efisiensi efektif sebesar 1,2%, maka suatu arus air sebesar 5 m3/s akan dapat menghasilkan daya elektrik bersih dengan daya sebesar kira-kira 1 MW. Dapat dibayangkan bahwa ukuran yang besar sekali diperlukan untuk dapat membantu suatu PLT-PL yang besar. Sebab sejumlah arus air yang meliputi 500 m3/s yang akan diperlukan untuk dapat membuat suatu PLT-PL yang besar, misalnya 100 MW. Dengan demikian maka taraf efisiensi yang perlu diusahakan untuk ditingkatkan.
Para ahli di bidang energi percaya bahwa jika biaya pembangunan OTEC dapat menjadi kompetitif / bersaing dengan teknologi pembangkit listrik konvensional saat ini, OTEC dapat menghasilkan tenaga listrik dalam bilangan Gigawatt. Menjadikan biaya pembangunan OTEC bersaing masih menjadi tantangan yang berarti, karena saat ini pembangunan OTEC masih memerlukan biaya yang cukup mahal, dengan menggunakan pipa – pipa berdiameter besar yang dibenamkan sedalam 1 mil atau bahkan lebih untuk mengalirkan air dingin dari kedalaman laut menuju permukaan. Adapun proyek-proyek demonstrasi dari OTEC sudah terdapat di Jepang, India, dan Hawaii.

0 komentar:

Post a Comment

0 people have left comments

Commentors on this Post-

Recent Comments-