Sunday, February 28, 2010

Industri Lepas Pantai

a. Pendahuluan
Aktivitas industri lepas pantai (offshore) pertama muncul di tahun 1947 hingga sekarang ini banyak bergerak dibidang eksplorasi dan eksploitasi ladang minyak/gas di lepas pantai. Di tahun 1947 untuk pertarna kalinya anjungan lepas pantai struktur baja terpancang dengan berat 1200 ton yang diinstalasikan di Teluk Mexico pada kedalaman laut 20 feet (6 m).

Perkembangan industri offshore selama ini sangat tergantung dengan perkembangan industri minyak dan gas. Kenaikan harga minyak/gas pada tahun 1973 telah mendorong pertumbuhan industri offshore termasuk usaha mencari ladang-ladang minyak/as baru di perairan yang lebih dalam dengan kondisi laut yang semakin ganas. Dengan demikian, meningkatnya harga minyak dunia dan satu segi telah mendorong bertambahnya aktifitas di lepas pantai, dan tentunya juga bertambahnya kebutuhan bangunan-bangunan laut yang baru. Ladang minyak lepas pantai yang ditemukan di masa mendatang kemungkinan mempunyai kapasitas yang relatif lebih kecil (marginal field) seperti di ladang-ladang minyak/gas di Asia Tenggara, terletak di perairan yang lebih dalam, atau cadangan mineralnya tidak cukup ekonomis bila digali dengan teknologi yang ada. Untuk menghadapi permasalahan mi, bangunan laut yang akan dioperasikan adalah jenis-jenis yang dianggap efektif dan segi biaya, seperti jenis-jenis anjungan apung, anjungan lentur ataupun instalasi bawah laut.


b. Proses Ekplorasi dan Ekploitasi Minyak/Gas di Lepas Pantai

Ada tiga tahap proses eksplorasi dan eksploitasi minyak/gas di lepas pantai, yaitu:
1. Tahap prakiraan (Appraisal)
2. Tahap pengembangan (Development)
3. Tahap produksi (Production)
Tahap prakiraan (appraisal) bertujuan untuk mendapatkan kepastian akan kapasitas ladang minyak/gas, komposisi kimia dan kandungan hidrokarbon dan kondisi lingkungan operasi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini ialah, pertama, melakukan survey awal batuan baik dengan sistem sonar maupun atas bantuan satelit. Bila dan survey awal ini didapatkan indikasi bahwa kernungkinan ada ladang minyak/gas baru dilakukan pengeboran awal untuk melihat kondisi batuan/soil mechanics, kondisi lingkungan dan untuk memastikan akan ada atau tidaknya minyak/gas di ladang ini. Bila pengeboran awal ini menunjukkan kemungkinan adanya ladang minyak/gas tersebut positif, serta komposisi kimia hidrokarbon yang dikandung telah diketahui baru dilakukan pengeboran sumur untuk melihat kapasitas ladang dan pola penyebarannya. Dan hasil ini orang akan dapat memperkirakan kapasitas produksi per tahun dan ladang yang ada serta melakukan kajian engineering untuk menyiapkan proses pengeboran suinur produksi, proses pengolahannya, pola transportasi produk dan penyimpanan awal. Dan kajian ini akan dihasilkan kajian teknis dan ekonomis kelayakan produksi kandungan minyak/gas tersebut.

Tahap pengembangan (development) merupakan tahap penyiapan dan pembangunan fasilitas yang meliputi: perancangan dan pembangunan fasilitas produksi, struktur pendukung serta sistem transportasi produk/fasilitas, kemudian dilakukan pemasangan dan pengetesan semua sistem.

Proses produksi minyak/gas melalui beberapa tahapan, yakni dan sumur-sumur produksi minyak/gas akan mengalir ke sistem rangkaian pipa (riser) menuju ke anjungan pengepul awal (wellhead platform). Di wellhead platform tersebut minyak/gas dan sumur-sumur yang ada akan dilakukan proses awal pemisahan minyak/gas dan air dan pasir pada wellhead separator. Selanjutnya minyak/gas tersebut diproses lanjut di anjungan produksi (production platform). Dan anjungan produksi minyak/gas yang telah dibersihkan dan kandungan- kandungan yang tidak diinginkan dikirim ke tempat rafinery/pengolahan di darat rnelalui pipa (pipe line) atau dengan tanker. Untuk transportasi dengan tanker umumnya akan membutuhkan tempat penyimpanan sementara (offshore storage) yang dapat berupa berbagai tipe bangunan seperti Single Buoy Storage, (SBS), Catenary Anchor Leg Mooring (CALM), Floating Production and Storage of Oil (FPSO), dll.

c. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh pada Industri Lepas Pantai

Tingkat perkembangan industri lepas pantai (offshore industries) sangat ditentukan oleh berbagi macam faktor, antara lain: permintaan energi, keberhasilan pengeboran, harga minyak/gas, tingkat investasi, kondisi cash flow, tingkat suku bunga (tax regimes), peranan energi alternatif selain minyaklgas, stabilitas politik dan perkembangan ekonomi. Perkembangan ekonomi termasuk perkembangan harga minyak/gas merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi perkembangan industri offshore. Tingkat pertumbuhan harga minyak sangat ditentukan oleh kondisi ketersediaan-permintaan (supply-demand) minyak/gas di pasaran, dimana negara-negara OPEC merupakan penentu utama sebagai negara pensuplai terbesar kebutuhan minyak dunia.

Akibat peperangan antara negara-negata Arab satu sisi dengan Israel dan Eropa Barat sebagai sekutunya pada tahun 1970-an dengan berakibat penutupan terusan Suez untuk lalu-lintas kapal, telah mendorong kenaikan harga minyak yang cukup drastis dan sekitar 10 $/barel hingga 38 $/barel.

Disamping itu, perkembangan ekonomi juga beperan penting dalam menentukan pertumbuhan industri offshore. Pertumbuhan ekonomi akan juga sangat tergantung dengan pertumbuhan industri pada umumnya, yang berarti juga tergantung dengan kebutuhan akan sumber energi sebagai penggerak industri. Sekarang ini sebagian besar kebutuhan energi dunia disupply oleb minyak sebesar 40 %, batubara 28 %, gas 23 %, sumber energi hidro 3 %. nuklir 6 % dan yang lain 1 %. Ketergantungan pertumbuhan industri masih sangat tergantung dengan ketersediaan minyak/gas sebagai sumber energi industri. Dengan demikian maka perkembangan harga minyak akan sangat berpengaruh besar pada perkembangan industni lepas pantai.

Perkembangan sosial masyarakat serta ilmu pengetahuan juga berpengaruh penting pada pertumbuhan industri offshore. Untuk masa-masa mendatang masalah populasi dan lingkungan merupakan permasalahan penting yang dihadapi oleh masyarakat dunia. Pertumbuhan penduduk yang rata-rata 1,7 % per tahun sedang untuk negara berkembang sendiri petumbuhan populasi penduduk sekitar 2,5 % per tahun merupakan permasalahan penting yang hams dihadapi sebubungan dengan penyediaan tempat tinggal dan termasuk kebutuhan akan sumber energi yang layak.

Dibandingkan dengan sumber energi altematif lainnya seperti tenaga surya, nuklir dan Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC), unit biaya dan minyak/gas masih lebih murah. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan dimasa-masa yang akan datang sumber energi altematif diatas akan semakin tumbuh pernakaiannya sehingga semakin seimbang antara tingkat pemakaian minyak/ gas dan sumber energi altematif yang lain.

d. Perkembangan Aktivitas Industri Offshore
Masyarakat teknologi kelautan dewasa mi sedang berusaha menernukan pasar-pasar baru, yaitu terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan gelombang dan energi panas lautan (OTEC), budi daya perikanan lepas pantai (mariculture), aktivitas industri dengan pabrik-pabrik di lepas pantai, penggalian mineral selain minyak, jembatan terapung dan juga fasilitas rekreasi.

Kecelakaan-kecelakaan katastropis, seperti halnya dengan ‘Herald of Free Enterprise, ‘Exxon Valdez’, ‘Piper Alpha’, dan ‘Scandinavian Star’ telah banyak memberikan kontribusi dalam meningkatkan kepedulian mengenai keselamatan struktur, lingkungan dan hal-hal lain yang menyangkut biaya. Perhatian terhadap kecelakaan katastropis yang berkaitan dengan hilangnya daya apung pada kapal terbuka, serta kebakaran dan ledakan pada kapal-kapal atau anjungan minyak, sebelumnya lebih banyak difokuskan path argumentasi mengenai keselamatan pekerja. Namun demikian, karena dewasa ini kepedulian dunia banyak mengarah pada masalah polusi, maka pembahasan mengenai keselamatan bangunan laut kemudian telah bergeser pada lebih banyak lagi menekankan segi-segi keselamatan lingkungan, seperti OPA’90, MARPOL. 73/78 add. ‘92, ISM Codes, ISO 14000, dll., Salah satu tendensi oleh adanya kepedulian tersebut adalab semakin besarnya kemungkinan kapal tanki minyak di masa mendatang yang dibangun dengan konfigurasi kulit ganda (double skin atau double hulls).

e. Peranan Intitusi Nasional dan Internasional

i. Pemilik/Owner
Pemilik anjungan/unit dapat perorangan, organisasi atau konsorsium. Pemilik tidak selalu yang mernakai atau yang mengoperasikan bangunan tersebut, seperti PT. PANN FINANCE sebagai pemilik kapal Caraka Jaya dan Palindo Pax 500, tetapi sebagai operatomya adalah perusahaan pelayaran (PELNI, Meratus, dll).

ii. Pemakai/Operator
Operator anjungan lepas pantai umumnya adalali perusahaan minyak atau perusahaan jasa dibidang perminyakan, seperti PERTAMINA, SHELL, BP-ARCO, CONOCO. Santa Fe, Mobile Oil, Texaco, Unocal, Amoses, dll. Tuntutan operator terhadap anjungan meliputi: Fungsionalitas (kesesuaian struktur terhadap operasi), kebutuhan anjungan terhadap infrastruktur dun logistik, keselamatan jiwa manusia, investasi, operasi dan lingkungan.

iii. Kontraktor/Galangan
Kontraktor adalah instansi yang membangun dan menyiapkan keberadaan anjungan beserta fasilitasnya, maka kontraktor mempunyai kepentingan tcrhadap aspek:

metoda pembangunan struktur (buildmethod), kesesuaian dengan kapasitas dan fasilitas (buildfriendly), kemudahan mendapatkan material dan peralatan. Contoh kontraktor: Guna Nusa Fabricator, Bukaka, Tn Patra, PT. PAL, DKB, Sembawang Shipyard, IHI, Marathon, Welton Feyenoord, Santa Fe, McDermott, dll.

iv. Biro Klasifikasi
Peranan Biro Kiasifikasi secara umum penyediaan jasa untuk kepentingan pihak-pihak yang terkait (pemilik, pemerintah, asuransi, bank, dll) didunia kemaritiman/kelautan dengan penilaian tenting kondisi teknis bangunan maritim (kapal, offshore) untuk tercapainya tingkat keselamatan di laut, baik manusia, barang dan pencemaran Iingkungan. Untuk itu, sertifikat klas yang dikeluarkan oleh biro kiasifikasi disini berperan penting dalam menentukan kelaikan bangunan maritim. Selain ditentukan oleh sertifikat ini, kelaikan bangunan laut masih ditentukan oleh sertifikat statutoria yang dikeluarkan oleh badan inteniasional (IMO) atau biro kiasifikasi atau oragnisasi profesi yang teiah mendapat mandat dan pemerintah/negara bendera. Disamping kegiatan resmi diatas, biro klasifikasi juga dapat berperan sebagai konsultan engineering dan badan riset. Contoh Biro Kiasifikasi: Lloyd Register of Shipping (LR), American Bureau of Shipping (ABS), Oct norske Veritas (DnV), Gennanischer Lloyd (GL), BureauVeritas (BV), Nippon Kaiji Kyokai (NKK), Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).

v. Institusi Internasional
Institusi intemasional biasanya berperan sebagai penasihat. lnstitusi intemasional juga berwenang mengeluarkan sertifikat tentang kelaikan sesuatu aktivitas, yang sering disebut sebagai sertifikat statutoria. Sertifikat statutoria dalam bidang maritim dikeluarkan biasanya oieh international Maritime Organization (IMO). Hal ini tertuang dalarn SOLAS (safety of life at sea) untuk keselamatan operasi di laut tertutama keselamatan rnanusianya, MARPOL (Marine Polution) untuk mencegah pencemaran laut, International Safety Management Codes (ISM Codes) untuk managemen keselamatan operasi bangunan maritim dan pencegahan pencemaran (disahkan oleh IMO), ISO 9000 untuk managemen kendali mutu, ISO 14000 utuk managemen pengendalian pencernaran, dll.

vi. Institusi Nasional
Tujuan awal dan aturan yang dikeluarkan oleh institusi nasional untuk melindungi kepentingan nasional (negara maupun konsumen) di negara seternpat. Akan tetapi hal ini tidak menutup kemungkinan aturan tersebut diadopsi dan diakui berlakunya oleb negara lain. Yang tergolong sebagai institusi nasional seperti Departemen Migas yang mengeluarkan aturan yang ada hubungannya dengan aktivitas pertambangan di Indonesia, Departemen Perindustrian yang mengeluarkan SNI (Standar Nasional Indonesia), American National Standard Institute (ANSI), Deutches Institut fur Normung (DIN) untuk bidang industri dan perdagangan, British Standard Institution (BSI), dlsb.

vii. Organisasi Profesi
Organisasi profesi juga sering mengeluarkan dan mengembangkan aturan yang berlaku pada perancangan atau kendali mutu operasi dan fabrikasi di berbagai macam aktivitas. Aturan yang dikeluarkan biasanya meliputi bidang-bidang khusus, seperli material, pengelasan, listrik, dish. Sebagai contoh organisasi profesi ialah American Welding Society (AWS) untuk teknologi pengelasan, American Society for Testing Materials (ASTM) untuk teknologi material, American Society of Mechnical Engineers (ASME) untuk teknologi produksi dan manufacturing, American Petroleum Institute (API) untuk industri perminyakan, Japanese Industrial Standarad (JIS) untuk bidang industri dan produk mineral, dlsb.

viii. Institusi Ahli ( Waranty Surveyor)
Sebagai contoh disini ialah Noble Denton & Associates yang bergerak atas nama suatu jasa asuransi untuk mengawasi transportasi suatu bangunan laut dan kesesuaian operasi bangunan laut di suatu lokasi. P&I club suatu organisasi jasa asuransi yang mengurusi masalah klaim asuransi dan kecelakaan bangunan maritim.

(Sumber: Murdjito, M.Sc. Eng dosen Kelautan ITS)

0 komentar:

Post a Comment

0 people have left comments

Commentors on this Post-

Recent Comments-