1. Pengenalan OTEC
Dalam sejarahnya tekhnologi OTEC bukan merupakan tekhnologi yang baru karena tekhnologi ini sudah cukup lama dikembangkan, pembahasan teori ini muncul sekitar abad 1800. Sekitar tahun 1880, fisikawan perancis Jacques Arsene d’Arsonval, mengusulkan pemanfaatan energi termal yang dikandung oleh laut. 1930, Georges Claude (murid dari d’Arsonval’s) membangun pembangkit listrik OTEC pertama di Kuba menggunakan turbin bertekanan rendah, menghasilkan 22kW listrik dari memakai turbin bertekanan rendah. 1935, Georges Claude membangun pembangkit lain di Brasil. reaktor ini ditempatkan pada kapal laut berboot 10.000 ton. Namun, cuaca dan ombak menghancurkan pembangkit tersebut sebelum dapat menghasilkan tenaga listrik.
1956, Beberapa ilmuwan Perancis kemudian saling mencoba membangun dan mendesain beberapa pembangkit (reactor) percobaan berkapasitas sebesar 3 Megawatt. Namun hampir semuanya masih belum terwujudkan karena membutuhkan modal yang cukup besar
1962, J. Hilbert Anderson and James H. Anderson, Jr. merancang sebuah siklus yang belum yang belum dibuat oleh Georges Claude. Mereka lebih mengutamakan pada pengembangan komponen baru yang lebih efisien.
1974 Amerika Serikat tertarik dan ikut ambil bagian dalam penelitian teknologi OTEC, dengan dibangunnya Natural Energy Laboratory of Hawaii Authority di Keahole Point, Kona coast, Hawaii. Laboratorium ini mendapat kewenangan untuk membangun sebuah reactor OTEC yang akhirnya diketahui sebagai reactor pembangkit listrik OTEC terbesar di dunia dan menjadi salah satu penyedia fasilitas yang terdepan dalam penelitian teknologi OTEC.
Pada tahun 1979 Natural Energy Laboratory Amerika dan beberapa mitra usahanya membuat sebuah percobaan kecil dengan membangun sebuah mini OTEC di sebuah kapal laut yang ditempatkan sekitar 2.4 km lepas pantai Hawai, listrik yang dihasilkan tersebut dapat mencukupi kebutuhan listrik untuk menyalakan lampu, computer dan televisi didalam kapal laut itu.
Jepang juga terus membiayai penelitian dan pengembangan teknologi OTEC.
Pada tahun 1984, Amerika melalui Solar Energy Research Institute (sekarang menjadi National Renewable Energy Laboratory) berhasil membangun sebuah reactor OTEC siklus terbuka, reactor ini mengahasilkan efisiensi yang sangat tinggi untuk ukuran sebuah reactor OTEC, yaitu mencapai 97% energi yang dihasilkan dalam sebuah proses konversi. Instalasi OTEC di Keahole Point, Hawaii menghasilkan energi listrik bersih sebesar 50.000 watt, lebih besar dari system OTEC Jepang yang menghasilkan 40.000 watt pada tahun 1982. (listrik bersih adalah hasil listrik yang didapat dari pegurangan total daya dari sebuah reaktor di kurangi dengan kebutuhan listrik untuk proses pembangkitan listrik itu sendiri).
India mempelopori pembuatan reactor atau proyek pembangkit OTEC mengapung di atas kapal laut berkapasitas 1 MW berlokasi di dekat perairan Tamil Nadu. Proyek ini disponsori oleh pemerintah untuk terus mengembangkan penelitian pembangkit OTEC mengapung ini.
Nb: Prinsip kerja OTEC terdapat pada post selanjutnya.
Dalam sejarahnya tekhnologi OTEC bukan merupakan tekhnologi yang baru karena tekhnologi ini sudah cukup lama dikembangkan, pembahasan teori ini muncul sekitar abad 1800. Sekitar tahun 1880, fisikawan perancis Jacques Arsene d’Arsonval, mengusulkan pemanfaatan energi termal yang dikandung oleh laut. 1930, Georges Claude (murid dari d’Arsonval’s) membangun pembangkit listrik OTEC pertama di Kuba menggunakan turbin bertekanan rendah, menghasilkan 22kW listrik dari memakai turbin bertekanan rendah. 1935, Georges Claude membangun pembangkit lain di Brasil. reaktor ini ditempatkan pada kapal laut berboot 10.000 ton. Namun, cuaca dan ombak menghancurkan pembangkit tersebut sebelum dapat menghasilkan tenaga listrik.
1956, Beberapa ilmuwan Perancis kemudian saling mencoba membangun dan mendesain beberapa pembangkit (reactor) percobaan berkapasitas sebesar 3 Megawatt. Namun hampir semuanya masih belum terwujudkan karena membutuhkan modal yang cukup besar
1962, J. Hilbert Anderson and James H. Anderson, Jr. merancang sebuah siklus yang belum yang belum dibuat oleh Georges Claude. Mereka lebih mengutamakan pada pengembangan komponen baru yang lebih efisien.
1974 Amerika Serikat tertarik dan ikut ambil bagian dalam penelitian teknologi OTEC, dengan dibangunnya Natural Energy Laboratory of Hawaii Authority di Keahole Point, Kona coast, Hawaii. Laboratorium ini mendapat kewenangan untuk membangun sebuah reactor OTEC yang akhirnya diketahui sebagai reactor pembangkit listrik OTEC terbesar di dunia dan menjadi salah satu penyedia fasilitas yang terdepan dalam penelitian teknologi OTEC.
Pada tahun 1979 Natural Energy Laboratory Amerika dan beberapa mitra usahanya membuat sebuah percobaan kecil dengan membangun sebuah mini OTEC di sebuah kapal laut yang ditempatkan sekitar 2.4 km lepas pantai Hawai, listrik yang dihasilkan tersebut dapat mencukupi kebutuhan listrik untuk menyalakan lampu, computer dan televisi didalam kapal laut itu.
Jepang juga terus membiayai penelitian dan pengembangan teknologi OTEC.
Pada tahun 1984, Amerika melalui Solar Energy Research Institute (sekarang menjadi National Renewable Energy Laboratory) berhasil membangun sebuah reactor OTEC siklus terbuka, reactor ini mengahasilkan efisiensi yang sangat tinggi untuk ukuran sebuah reactor OTEC, yaitu mencapai 97% energi yang dihasilkan dalam sebuah proses konversi. Instalasi OTEC di Keahole Point, Hawaii menghasilkan energi listrik bersih sebesar 50.000 watt, lebih besar dari system OTEC Jepang yang menghasilkan 40.000 watt pada tahun 1982. (listrik bersih adalah hasil listrik yang didapat dari pegurangan total daya dari sebuah reaktor di kurangi dengan kebutuhan listrik untuk proses pembangkitan listrik itu sendiri).
India mempelopori pembuatan reactor atau proyek pembangkit OTEC mengapung di atas kapal laut berkapasitas 1 MW berlokasi di dekat perairan Tamil Nadu. Proyek ini disponsori oleh pemerintah untuk terus mengembangkan penelitian pembangkit OTEC mengapung ini.
Nb: Prinsip kerja OTEC terdapat pada post selanjutnya.
0 komentar:
Post a Comment