Versi Pertama
Sejarah yang pertama ini dimulai dari kisah seorang penggembala kambing yang bernama Kaldi. Cerita ini sangat legendaris yang dimulai sekitar tahun 800 masehi. Di daerah dataran tinggi Ethiopia, penggembala kambing tersebut mengamati kambing gembalaannya yang gemar memakan sejenis buah beri yang akhirnya kambing-kambing tersebut menjadi lebih bersemangat beberapa saat setelah memakan buah tersebut. Kambing-kambing itu tidak mau istirahat maupun tidur pada malam harinya. Akhirnya si Kaldi pun akhirnya penasaran dan mencoba memakan sendiri buah beri tersebut dan hal yang sama seperti kambing-kambing tersebut terjadi pada dirinya.
Pengalaman Kaldi itupun tersebar di biara sekitar tempatnya dan para biarawan akhirnya melakukan percobaan membuat minuman yang berasal dari buah beri tersebut. Minuman yang di hasilkan ternyata mampu membuat mereka terjaga sehingga dapat melakukan aktivitas seperti menulis serta berdoa hingga larut malam. Sampai pada akhirnya cerita pengalaman tersebut menyebar ke seluruh dunia.
Karena masyarakat sudah meyakini biji kopi memiliki khasiat tertentu, maka akhirnya kopi pun menyebar di dataran Eropa. Di Italia, tepatnya di Salerno, kopi di kenal di abad kesepuluh. Pembukaan kedai kopi bernama Botega Delcafe pada tahun 1645 memulai sejarah kopi di benua Eropa. Kedai kopi tersebut menjadi ajang pertemuan dari para cerdik pandai. Sedangkan di kota London, coffe house pertama muncul di George Yard Lombat Street dan di Paris. Pada tahun 1671, kedai kopi pertama di buka di Saint German Fair. Di negera Amerika kopi berkembang menjadi minuman nasional yang menjadi menu utama di meja-meja makan saat pagi.
Sedangkan di Negara kita, Indonesia, kopi pertama kali muncul saat bangsa Belanda menjajah negeri ini. Dari daerah Jawa, Sumatra serta Sulawesi, merekapun berhasil membudidayakan dan menyebarluaskan kopi dari perkebunan di Indonesia. Pedagang dari Arab pun kalah dalam hal efisiensi karena Belanda mampu lebih baik dalam hal menanam, memanen, serta memperdagangkan ke Benua Eropa.
Jenis kopi yang di tanam di Indonesia pertama kali adalah jenis Arabica yang di tanam di timur daerah kawasan Jatinegara dengan menggunakan media tanah partikelir Kesawung yang kini lebih di kenal dengan nama Pondok Kopi.
Di Indonesia sendiri, kopi tersebut juga menyebar ke berbagai daerah seperti Jawa Barat melalui tanam paksa oleh Belanda. Setelah itu menyebar ke daerah-daerah belahan pulau lain seperti Sumatra, Sulawesi, Bali, dan Timur.
Karena penyebarannya yang amat pesat, konon, di Negara Brasil yang dikenal sebagai penghasil kopi terbesar di dunia, bibit yang diperoleh juga di dapat dari daerah Jawa. Seperti Brasil, Negara Indonesia juga pernah mendapatkan prestasi sebagai negara produsen kopi Arabica terbesar di dunia. Namun dikarenakan hama karat daun, prestasi itu tidak bertahan lama. Sisa-sisa tanaman kopi Arabica masih dapat di temui di kantong penghasil kopi di Indonesia. Antara lain di dataran tinggi Ijen- Jawa Timur, tanah tinggi Toraja Sulawesi Selatan hingga lereng bagian atas pegunungan bukit barisan Sumatra, seperti di Mandailing, Lintong, dan Sidikalang di Sumatra Utara lalu di di dataran tinggi Gayo di Daerah Istimewa Aceh.
Versi Kedua
juga mengatakan bahwa kopi berasal dari Ethiopia. Perbedaannya, kopi berasal dari temuan seorang imam yang melakukan percobaan untuk membuat minuman yang di buat dengan cara memanggang dan merebus biji kopi. Kopi tersebut di campurkannya pada minuman hangat yang akhirnya diketahui dapat mengobati rasa kantuk sebelum melaksanakan sembahyang. Karena hal tersebut menjadi kebiasaan masyarakat sekitarnya, minuman yang berasal dari biji kopi pun menyebar dari daerah tersebut.
Invasi orang Ethiopia ke semenanjung Arab dan pendudukan Etiophia di Yaman selama lima puluh tahun menularkan kebiasaan minum kopi di semenanjung Arab. Biji kopi sampai daratan Eropa di sebabkan oleh perdagangan oleh para pedagang VOC. Bangsa Eropa pun akhirnya seakan-akan mempercaya bahwa kopi adalah 'wine' (anggur) nya bangsa Arab yang akhirnya merebaklah kedai-kedai kopi. Pada saat itu, kedai-kedai kopi tersebut sudah menjadi tempat para intelektual untuk lebih leluasa membaca, berdiskusi sambil meminum kopi. Lalu pada akhirnya, istilah 'ngopi' di kedai-kedai kopi pun bisa kita jumpai di seluruh belahan dunia manapun.
0 komentar:
Post a Comment