Jika kita terbang melintasi perairan laut Utara Jawa atau perairan sekitar Balikpapan, maka kita dapat menyaksikan beberapa bangunan yang berdiri di tengah lautan. Dan jika kita coba amati lebih cermat, maka samar-samar akan nampak oleh kita bentuk derek-derek ataupun bangunan akomodasi di bagian atasnya. Bangunan-bangunan seperti itulah yang disebut sebagai anjungan/bangunan lepas pantai (offshore platform/structure) yang digunakan untuk aktivitas eksploitasi minyak atau gas bumi di daerah lepas pantai (offshore region), baik untuk pengeboran (drilling platform) maupun aktivitas produksi (production platform). Kata offshore yang berarti
lepas pantai (jauh dari pantai) digunakan sebagai lawan kata dari onshore yang berarti daerah pantai. Di dalam kelompoknya, jenis bangunan ini cuma salah satu dari wahana laut secara umum, seperti misalnya kapal sebagai alat transportasi di lautan dan beberapa modifikasi dari jenis kapal dengan peruntukan lain --misalnya kapal pembor (drilling ship). Lalu mengapa harus di tengah lautan, tidak di darat saja? Ya, karena jelas bahwa reservoir minyak atau gas bumi tidak hanya diciptakan Allah SWT di daratan saja, tapi juga dilautan, bahkan tidak sedikit yang berada di dasar lautan yang sangat dalam. Lagi pula semakin hari cadangan minyak yang berada di daratan makin berkurang kapasitasnya sehingga memaksa manusia untuk mencari cadangan yang baru walaupun harus di tengah lautan.
Tulisan ini akan mencoba mengenalkan sedikit lebih jauh tentang salah satu jenis struktur lepas pantai yang performansinya sangat baik untuk dioperasikan di perairan/laut dalam (deep water). Juga akan disampaikan sekilas tentang perkembangannya di Indonesia yang saat ini sudah mulai memasuki era teknologi laut-dalam bagi industri lepas-pantainya.
1 komentar:
Sekedar mampir nich melihat bagaimana perkembangan bangunan lepas pantai di Indonesia
Post a Comment